Profil
Drs. Adi Prasetyo, SH., M.Pd, lahir di Semarang 30 September 1965, dari pasangan Dr. Sudharto, Master of Art dan Sri Mulyati. Dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pendidikan, karena kebetulan ayahnya adalah seorang guru, membuatnya terinspirasi dengan isu-isu strategis dunia pendidikan, terutama hal-hal yang berhubungan dengan algoritma tata kelola pendidikan dasar dan menengah, mulai dari Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian.
Ketertarikan dalam berorganisasi dan menulis sudah dilakoninya sejak duduk dibangku perkuliahan, berbagai jabatan dalam organisasi kemahasiswaan tingkat jurusan, fakultas maupun unversitas, pernah dipegangnya. Baik di Universitas Diponegoro ( UNDIP ) maupun Universitas 17 Agustus ( UNTAG ), tempatnya menyelesaikan program sarjana, yang diselesaikan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Didik, begitu orang orang terdekat memanggilnya, mengawali pengabdian sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), pada Kandepdikbud Kabupaten Semarang tahun 1991. Dengan penuh ketekunan ia terus berkarya di Kandepdikbud Kabupaten Semarang, meski banyak dorongan, tawaran dan permintaan agar bersedia pindah Ke Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah. Sebagai putra pejabat, karena kebetulan Dr. Sudharto, Master of Art, adalah Kakanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah, yang tentu saja bukan hal yang sulit untuk masuk dalam lingkungan Kanwil Depdikbud Jawa Tengah. Namun dengan ‘privilege’ itu, ia tetap memilih menekuni pengabdiannya di Kabupaten Semarang.
Setelah era otonomi daerah tahun 2001, iapun tetap memilih mengabdi pada pemerintah Kabupaten Semarang, tidak mutasi ke Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, meskipun pada saat itu peluangnya sangat terbuka. Berbagai jabatanpun pernah dijalaninya. Mulai dari urusan kurikulum, Sarana/prasarana, ketenagaan, baik jenjang TK, SD, SMP, maupun SMA/SMK,pernah didudukinya.
Sebagai seorang penyandang disabilitas ( Low Vision ), cuaca buruk dan perubahan iklim, angin kencang, gelombang tinggi serta badai yang menerpanya selama mengarungi samudra pengabdiannya sebagai ASN dihadapinya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Konsisten dan berkomitmen pada regulasi, serta percaya bahwa disabilitas bukanlah produk Tuhan yang gagal, membuatnya lolos dari tantangan. Selama masa jabatannya, ia berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa program dan kebijakan inovatif yang disusun telah menciptakan sinergi yang kuat dengan berbagai pihak terkait, sehingga mendorong kemajuan pendidikan di Kabupaten Semarang. Majalah ‘MAHARDIKA’ milik Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, yang masih tayang sampai sekarang, menjadi bukti sejarah atas profesionalismenya dalam bidang jurnalistik, sebab dia adalah orang yang membidangi dan melahirkan majalah ‘MAHARDIKA’. Posisi Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, menjadi pelabuhan terakhir yang disinggahinya dalam pengabdiannya sebagai ASN.
Kegemarannya berorganisasi terus dijalaninya meski sudah berstatus sebagai ASN. PGRI menjadi organisasi tempatnya mengekspresikan pikiran, gagasan, dan kompetensinya yang diperoleh selama mengarungi pengabdiannya di dunia pendidikan. Pengabdian di kepengurusan PGRI Kabupaten Semarang diawali sebagai Ketua Cabang Khusus Kandepdikbud Kabupaten Semarang. Kemudian selama 2 periode ( 2004-2014 ) diberi amanah oleh anggota menempati posisi Ketua PGRI Kabupaten Semarang. Selama pengabdiannnya, tidak sedikit masalah masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan, utamanya berhubungan dengan guru maupun tenaga kependidikan, berhasil diselesaikan dengan ‘win-win solution’, sehingga menjadikan PGRI sebagai organisasi yang dicintai anggota, disegani mitra, dan diakui oleh masyarakat.
Berbekal pengalaman tersebut, ia-pun diberi amanah sebagai Wakil Ketua PGRI Propinsi Jawa Tengah selama 2 periode (2014-2024). Sebagai Wakil Ketua PGRI Propinsi Jawa Tengah, ia diberi tugas tambahan menempati Ketua YPLP DM PGRI JT Propinsi Jawa Tengah, dengan kewenangan mengelola sekolah mulai dari TK, SD,SMP, SLB, sampai SMA/SMK, dengan jumlah sekitar 926 sekolah. Ditengah situasi, kondisi, kebijakan, yang terkadang tidak menunjukkan keberpihakan pada sekolah swasta, ia tetap terus berupaya agar sekolah PGRI di Jawa Tengah tetap memperlihatkan eksistensinya. Pada waktu yang bersamaan, ia juga diberi amanah Ketua LKBH PGRI Propinsi Jawa Tengah,selama 1 periode (2014-2019). LKBH PGRI Propinsi Jawa Tengah, merupakan tempat para guru memperoleh advokasi, dan bantuan hukum pada saat mereka berhadapan dengan hukum, baik yang berhubungan dengan profesi maupun tidak.
Meski berstatus penyandang disabilitas ( Low Vision ), selama pengabdiannya dalam tugas kedinasan maupun organisasi dijalaninya dengan dedikasi tinggi. Sebagai Pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah, ia berkontribusi signifikan dalam mendukung pengembangan pendidikan dan peningkatan profesionalisme guru di wilayah Jawa Tengah. Sementara itu, dalam kapasitasnya melaksanakan tugas Staf Ahli Bupati, ia menyusun kajian staf ahli berdasarkan data dan informasi, yang merupakan salah satu bahan pertimbangan Bupati dalam mengambil dan memutuskan sebuah kebijakan, untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang baik di Kabupaten Semarang.
Tidak hanya itu, sebagai bagian dari komunitas penyandang disabilitas, ia bergabung dengan Jaringan Kawal Jateng Inklusi ( JANGKA JATI ), organisasi yang aktif mengawal pemenuhan hak hak penyandang disabilitas di Jawa Tengah. Organisasi ini selalu aktif dan kritis dalam menyuarakan, dan melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan advokasi pelaksanaan Pemajuan, Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas, sehingga keseteraan yang sangat dinantikan akan segera dapat terwujud.
Pengabdian pada organisasi PGRI dan tulis menulis terus digelutinya. Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang ini, sampai sekarang, masih berstatus sebagai penulis tetap pada rubrik WACANA Harian SUARA MERDEKA. Puluhan tulisan yang sudah ditayangkan pada Harian SUARA MERDEKA, menjadi bukti akan konsistensinya pada salah satu bidang pengembangan keprofesian berkelanjutan.