Mewujudkan Presiden Ramah Pendidikan
(Artikel ini telah tayang di SUARA MERDEKA tanggal 10 November 2023)
Pilpres 2024 sudah semakin mendekat dan epycentrum yang ditimbulkannyapun memantik tanya, apakah polarisasi pilpres 2019 akan remidi ? Publik berharap agar capres dan pasanganya beserta hardware dan software-nya mampu membuat masyarakat bahagia dengan melihat tontonan adu gagasan capres yang tidak hanya PHP. Dunia pendidikanpun berharap agar ada perubahan signifikan yang ditawarkan dan akan diwujudkan jika nantinya terpilih.
Pendidikan memiliki peran krusial dalam pembangunan suatu bangsa. Pemerintah, khususnya Presiden, harus memiliki keberpihakan yang kuat terhadap dunia pendidikan agar dapat menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing..
Meskipun telah ada sejumlah pencapaian signifikan dalam meningkatkan akses pendidikan, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar sistem pendidikan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
TANTANGAN DAN LANGKAH STRATEGIS
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah ketidaksetaraan akses pendidikan. Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan di berbagai daerah, masih terdapat kesenjangan signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Faktor-faktor seperti infrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan sumber daya manusia, dan kondisi sosial ekonomi yang rendah menjadi hambatan utama dalam memberikan akses pendidikan yang setara di seluruh negeri.
Pada sisi yang lain, meskipun banyak sekolah telah dibangun di berbagai daerah, masalah kualitas pendidikan tetap menjadi perhatian utama. Tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan melibatkan kurikulum yang belum selaras dengan kebutuhan pasar kerja, keterbatasan fasilitas pembelajaran, dan rendahnya kualifikasi guru. Peningkatan kualitas guru dan pembaruan kurikulum menjadi langkah esensial dalam mengatasi masalah ini.
Sejalan dengan perkembangan IT, penggunaan teknologi dalam pendidikan adalah suatu keharusan untuk menghadapi era globalisasi. Namun, implementasi teknologi dalam pembelajaran di Indonesia masih terhambat oleh keterbatasan akses, kurangnya pelatihan untuk guru, dan rendahnya literasi digital di kalangan siswa. Harus ada langkah serius untuk mengembangkan strategi yang memungkinkan integrasi teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran.
Secara faktual, pengelolaan sumber daya dan keuangan merupakan tantangan serius dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kurangnya alokasi anggaran yang memadai, kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan, serta masalah korupsi dapat menghambat pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas. Reformasi dalam pengelolaan sumber daya dan peningkatan transparansi perlu diutamakan.
Meski UU sudah menyatakan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah,ortu dan masyarakat, namun keterlibatan masyarakat dalam dunia pendidikan masih perlu ditingkatkan. Kurangnya partisipasi orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka, serta minimnya kolaborasi antara sekolah dan komunitas dapat menjadi hambatan. Sosialisasi pentingnya pendidikan dan penciptaan mekanisme untuk melibatkan masyarakat dapat membantu mengatasi masalah ini.
Dunia pendidikan di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan yang memerlukan perhatian serius dan solusi yang terintegrasi. Melalui upaya bersama pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, presiden harus menjadi garda terdepan untuk menciptakan perubahan positif dalam mengatasi tantangan tersebut dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Salah satu upaya yang paling mendasar adalah peningkatan alokasi anggaran untuk pendidikan. Presiden harus memastikan bahwa sebagian besar anggaran negara dialokasikan untuk sektor pendidikan. Peningkatan ini dapat mencakup pembiayaan untuk infrastruktur sekolah, pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan program beasiswa. Agar upaya itu bisa berdampak positif presiden perlu melakukan reformasi dalam sistem pendidikan. Ini mencakup evaluasi kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, dan implementasi metode pembelajaran yang inovatif. Reformasi juga harus mencakup peningkatan kualitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional.
Sejatinya, guru merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan. Presiden perlu memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan guru. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan yang berkualitas, peningkatan status sosial dan finansial guru, serta pengembangan program insentif untuk guru yang berprestasi.
Selain itu presiden harus memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang setara terhadap pendidikan. Presiden perlu memperkuat program-program yang mendukung akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ini termasuk program beasiswa, distribusi buku dan perlengkapan sekolah, serta pembangunan sekolah di daerah terpencil.
Yang tidak kalah penting, presiden harus mendorong integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dapat memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia modern.
Agar presiden memiliki keberpihakan yang tinggi pada dunia pendidikan, perlu dilakukan langkah langkah strategis untuk mencapai hal tersebut.
Dimulai dengan masyarakat yang terlibat secara aktif dalam pemilihan presiden dan pemantauan kinerjanya terutama dalam hal keberpihakan pada pendidikan. Partisipasi publik dapat mendorong calon presiden untuk membuat komitmen yang kuat terhadap pendidikan.
Selanjutnya , pendidikan harus menjadi bagian penting dari debat dan diskusi selama kampanye pemilihan presiden. Ini memberikan kesempatan kepada calon presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan rencana konkrit mereka terkait pendidikan.
Tidak hanya itu, harus digalakkan kampanye nasional yang fokus pada pentingnya pendidikan. Kampanye semacam ini dapat menciptakan kesadaran dan meningkatkan tekanan publik agar pendidikan menjadi fokus utama bagi calon presiden.
Yang tidak kalah penting, pihak-pihak yang peduli dengan pendidikan, termasuk organisasi pendidikan, guru, dan orang tua, perlu secara aktif melakukan advokasi untuk mendesak calon presiden untuk memprioritaskan pendidikan.
Semua pihak harus memastikan bahwa isu pendidikan ditempatkan pada agenda politik nasional. Ini dapat dicapai melalui kerja sama antara lembaga-lembaga pendidikan, LSM, dan media.
Akhirnya, presiden harus memastikan bahwa pendidikan menjadi bagian integral dari rencana pembangunan nasional, dan presiden memiliki strategi jangka panjang yang jelas untuk memajukan sektor pendidikan.
Dengandemikian , masyarakat dapat berperan aktif dalam memastikan bahwa presiden memiliki keberpihakan yang tinggi pada dunia pendidikan, yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi masa depan bangsa.Keberpihakan Presiden pada dunia pendidikan adalah kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Melalui peningkatan anggaran, reformasi sistem, pemberdayaan guru, peningkatan akses, keterlibatan masyarakat, dan pemanfaatan teknologi, dapat tercipta sistem pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membentuk generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan moralitas untuk memimpin masa depan bangsa.
Drs. Adi Prasetyo, S.H., M.Pd., Wakil Ketua Pengurus PGRI Propinsi Jawa Tengah.
Posting Komentar untuk "Mewujudkan Presiden Ramah Pendidikan"
Posting Komentar